BERGESERNYA NILAI-NILAI
ORGANISASI KEMAHASISWA
Narto's Note - Terdapat beberapa teori dan
perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada
pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat
atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi menurut saya adalah “wadah (tempat)
dimana didalamnya terdapat dua atau lebih orang yang saling bekerja sama demi
sebuah tujuan bersama”. Sementara Mahasiswa merupakan sekelompok
minoritas tertinggi dari masyarakat yang terdidik dengan kualifikasi tertinggi
dari pendidikan formal lainnya. Mahasiswa biasa dianggap serba bisa dan serba
mengetahui tentang segala sesuatu oleh masyarakat. Oleh karena itu seorang
mahasiswa dituntut untuk lebih peka dalam memandang suatu masalah dan
menanggapi masalah tersebut dengan analisis dan cara pandang yang ilmiah.
Jadi, Organisasi
Kemahasiswaan adalah
sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama, namun harus
tetap sesuai dengan koridor AD/ART yang disetujui oleh semua anggota
dan pengurus organisasi tersebut. Organisasi Kemahasiswaan tidak boleh keluar dari
rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma perguruan
tinggi, tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa,
bukan pribadi atau golongan.
Selanjutnya
Landasan penggerak dari sebuah organisasi kemahasiswaan
adalah kepentingan mahasiswa dan berkoridor pada nilai-nilai kemahasiswaan,
nilai-nilai intelektualitas, integrasi, kebangsaan, independensi pengabdian
masyarakat dan nilai perjuangan lainnya merupakan nilai yang telah diyakini
sejak dulu dan beradaptasi dengan tuntutan jaman.
Dinamika Organisasi Kemahasiswaan
menarik untuk kita analisis dan Penjelasan mengenai Organisasi Mahasiswa
tersebut di atas dapat kita jadikan alat sederhana dalam menganalisis tentang
bagaimana kondisi organisasi mahasiswa. Nilai-nilai luhur Organisasi kemahasiswaan
hari ini telah mengalami mengalami pergeseran.
Daya Kritis Melemah
Menurut pengamatan saya, hari ini
organisasi kemahasiswaan telah
melemah dalam menjalankan fungsinya. Lemah yang dimaksud di sini adalah daya
kritis dari organisasi kemahasiswaan.
Penyebabnya adalah, pertama, Organisasi
kemahasiswaan cenderung disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya
kejuaraan (trophy). Meskipun tidak
dapat dinafikan bahwa kejuaraan (trophy) itu
perlu untuk menunjukkan eksisetensi dari sebuah organisasi mahasiswa. Namun
disini perlu digarisbawahi bahwa esensi dari organisasi mahasiswa itu bukan
seberapa banyak piala yang didapatkan akan tetapi adalah sejauh mana organisasi
tersebut dalam penerapan nilai-nilai tri darma perguruan tinggi.
Kedua, bahwa organisasi mahasiswa hari ini cenderung disibukkan dengan hal-hal yang sifatnya Ceremononial. Beberapa organisasi cenderung merasa sukses ketika berhasil menyelenggarakan kegiatan yang sifatnya ceremonial (kegiatan yang sifatnya mewah). Parahnya lagi, perayaan hari lahir sebuah organisasi pun dilaksanakan dengan ceremony yang berlebihan yang berimbas pada tidak efektifnya organisasi tersebut dalam menjalankan tugas dan fungsi layaknya organisasi mahasiswa.
Mengedepankan Ego Sektoral
Selanjutnya, bergesernya
nilai-nilai organisasi kemahasiswaan disebabkan oleh seringnya mengedepankan
ego sektoral dalam berbagai kegiatannya. Pemicunya adalah perasaan yang selalu
ingin lebih ‘wow’ dibanding dengan organisasi mahasiswa yang lain. hal ini
kemudian mengakibatkan persaingan antara organisasi satu dengan yang lainnya.
Persaingan ini dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari saling rebut kader
hingga cara yang paling ‘hina’ yaitu menjelekkan organisasi lain demi kuantitas
kader.
Akibat dari ego sektoral dari organisasi mahasiswa menyebabkannya pergerakan dari organ tersebut tidak tersruktur dan terpola dengan baik. Ini yang kemudian dimanfaatkan oleh birokrasi untuk seenaknya membuat kebijakan yang tidak berpihak kepada mahasiswa pada umumnya tanpa ada perlawanan yang signifikan oleh organisasi mahasiswa karena lebih disibukkan dengan persaingan antar organisasi.
Organisasi-organisasi mahasiswa yang semestinya bersatu dan bahu membahu dalam melawan ‘ketidakadilan’ malah saling sikut menyikut. Ego sektoral sebenarnya tidak hanya terjadi dalam organisasi mahasiswa tapi juga sering terjadi diinstansi-instansi pemerintahan.
Oleh karena itu, dengan dibuatnya tulisan ini, besar harapan penulis agar kiranya organisasi mahasiswa tetap mempertahankan nilai-nilai suci dari organisasi mahasiswa dengan tetap mempertahankan bahkan meningkatkan daya kritisnya dan juga tetap menjaga hubungan baik antara organisasi satu dengan organisasi lainnya. Kita sebagai mahasiswa yang acapkali disebut sebagai agen perubahan mengemban tugas mulia untuk mengontrol kebijakan dan juga diharapkan mampu menjadi insan yang mampu merubah bangsa ini dari keterpurukan.
Hidup Mahasiswa!!!
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum
Angkatan 2010 (LEGITIMASI)
Pengurus BEM FH-UH
Pengurus LPMH-UH
ANDI
SUNARTO. NS
Comments