PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEARIFAN LOKAL
ANDI SUNARTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia dengan berbagai suku bangsa
mempunyai keanekaragaman kearifan lokal, kearifan tradisional, dan budaya yang
di dalamnya terkandung nilai-nilai etik dan moral, serta norma-norma yang
sangat mengedepankan pelestarian fungsi lingkungan. Nilai-nilai tersebut
menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat, menjadi pedoman dalam berperilaku
dan berinteraksi dengan alam, memberi landasan yang kuat bagi pengelolaan
lingkungan hidup, menjadikan hubungan antara manusia dengan alam menjadi lebih
selaras dan harmoni sebagaimana di tunjukkan dalam pandangan manusia pada fase
pertama evolusi hubungan manusia dengan alam.
Pada saat itu kondisi alam dengan berbagai
unsur sumberdayanya dapat terpelihara dan terjaga keseimbangannya, sehingga
alam benar-benar berfungsi mendukung kehidupan manusia atau masyarakat di
sekitarnya. Kearifan lokal yang sebenarnya merupakan modal sosial
tersebut, dalam perspektif pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan kiranya penting untuk digali, dikaji dan ditempatkan pada
posisi strategis untuk dikembangkan, menuju pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan kearah yang lebih baik.
Melihat argumen tersebut di atas,
Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara yang maju, adil,
makmur, bermartabat dan beradab. Akan tetapi realita yang terjadi hari
ini, kearifan lokal tidak mampu mengaktualkan potensi yang dimiliki
Indonesia untuk menjadi negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan
beradap. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor globalisasi.
Perkembangan yang paling menonjol dalam
era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial
seperti gaya busana, gaya bicara hingga gaya hidup. Hal ini dapat dipicu dari
adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi, akses internet
yang begitu mudah baik, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa
juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang
mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya modernisasi di segala
bidang kehidupan, menyebabkan karifan lokal yang tumbuh dan berkembang di dalam
masyarakat menjadi terkikis. Misalanya terjadi perubahan ciri kehidupan
masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi
individual.
Selain itu juga timbulnya sifat ingin
serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian
masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat
terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih
banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Berpijak dari sinilah penulis tertarik
untuk mempelajari, globalisasi dan kearifan lokal dan kemudian dituangkan ke
dalam suatu karya dalam bentuk makalah, dengan judul “Pengaruh Globalisasi
terhadap Kearifan Lokal”.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas dan untuk lebih memfokuskan penulisan makalah ini,
maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian kearifan
lokal?
2. Apa pengertian
globalisasi?
3. Macam-macam Globalisasi?
4. Bagaimana pengaruh
globalisasi terhadap kearifan lokal?
5. Bagaimana cara meredam
pengaruh negatif globalisasi?
C. TUJUAN
DAN KEGUNAAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:
1. Untuk mengetahui
pengertian kearifan lokal;
2. Untuk mengetahui
pengertian globalisasi;
3. Untuk mengetahui
macam-macam globalisasi;
4. Untuk mengetahui
pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal, dan
5. Untuk mencari solusi
pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal.
Adapun kegunaan dari penulisan ini yaitu, diharapkan dengan penelitian ini
mampu memperkaya wawasan para pembaca makalah ini.
D. METODE PENELITIAN
Dalam proses penyusunannya makalah ini menggunakan metode study
literature. Yaitu dengan melakukan proses pencarian daftar bacaan dan
pengumpulan dokumen, dengan menggunakan media baca sebagai sumber data dan
informasi. Metode ini dipilih karena pada hakikatnya sesuai dengan kegiatan
penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini kami memaparkan beberapa pokok permasalahan awal yang
berhubungan erat dengan masalah utama. Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah,
metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bab II Pembahasan. . Pada bagian ini merupakan bagian yang hendak dikaji dalam proses
penyusunan makalah ini. Kami berusaha untuk mendeskripsikan berbagai
temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber atau bahan.
Bab III Penutup. Pada bagian ini kami berusaha untuk menyimpulkan pembahasan yang telah
dikemukakan dalam perumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Kearifan Lokal
Kearifan lokal (local wisdom) dalam dekade belakangan ini sangat
banyak diperbincangkan. Perbincangan tentang kearifan lokal sering dikaitkan
dengan masyarakat lokal dan dengan pengertian yang bervariasi.
Secara Etimologi Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama
dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.[1]
Menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial kearifan lokal
diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.[2]
Sistem pemenuhan kebutuhan mereka pasti meliputi seluruh unsur kehidupan,
agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan
komunikasi, serta kesenian. Pengertian lain namun senada tentang kearifan lokal juga
diungkapkan oleh Zulkarnain dan Febriamansyah berupa prinsip-prinsip dan
cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh
masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya
dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. [3]
Dengan demikian kearifan lokal merupakan pandangan dan pengetahuan
tradisional yang menjadi acuan dalam berperilaku dan telah dipraktikkan
secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan
suatu masyarakat. Kearifan lokal berfungsi dan bermakna dalam masyarakat
baik dalam pelestarian sumber daya alam dan manusia, pemertahanan adat dan budaya,
serta bermanfaat untuk kehidupan.
B.
DEFENISI GLOBALISASI
Kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan,
kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau
proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam
berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat
secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang
memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia
dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Salah satu ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi
di dunia adalah Pasar dan
produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam WTO (World Trade Organization).
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita
pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita
turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Sementara itu Erhard Eppler mengatakan bahwa globalisasi menyebabkan
kekuasaan pemerintah terbatas. Gerakan modal global adalah kekuatan yang
membatasi kekuasaan pemerintah untuk mengambil tindakan dan memaksanya untuk
menganut suatu kebijakan yang tidak tercantum dalam manifesto setiap partai
politik. gerakan modal global memaksa seluruh negara, tidak peduli siapa yang
memerintah, untuk terlibat dalam suatu persaingan menarik penanaman modal ke
dalam negari.[4]
C.
Macam-Macam Globalisasi
1. Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu
proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,
dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi
perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap
arus modal, barang dan jasa.
Menurut Tanri Abeng,
perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam
bentuk-bentuk berikut:
a.
Globalisasi Produksi
b.
Globalisasi pembiayaan
c.
Globalisasi tenaga kerja
d.
Globalisasi jaringan informasi
e.
Globalisasi Perdagangan
Thompson mencatat bahwa
kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara
cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata
perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang
ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Dibawah ini ada beberapa
kebijakan dan keburukan globalisasi ekonomi, diantaranya:
a.
kebijakan globalisasi ekonomi
·
Produksi global dapat ditingkatkan
·
Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
·
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
·
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
·
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
b.
keburukan globalisasi ekonomi
·
Menghambat pertumbuhan sektor industri
·
Memperburuk neraca pembayaran
·
Sektor keuangan semakin tidak stabil
·
memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
2.
Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi
hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai
sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)
telah terlihat semenjak lama.
Namun, perkembangan
globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
1. Berkembangnya pertukaran
kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip
multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu
terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3. Berkembangnya turisme
dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari
suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala
global, seperti pakaian, film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya
event-event berskala global
D.
Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal
Suatu kenyataan yang sudah dinikmati manusia di era globalisasi adalah
kemakmuran, kemudahan dan kenyamanan. Namun demikian era yang serba mudah dan
nyaman menimbulkan pengaruh positif dan juga hal negatif yang akan mengancam
dan sulit untuk dihindari. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan
terpenaruhi, misalnya sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia.
Era globalisasi dalam hal ini perkambangan terkhnologi dan informasi
memberi andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia, bahkan tekhnologi
juga menjadi indicator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan
menjadi lebih cepat apabila didukung oleh faktor kamajuan tekhnologi.
Tekhnologi merupakan langkah lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk
perkembangan ekonomi. Makin cangggih tekhnologi berarti makin tinggi efesiensi
pertumbuhan ekonomi suatu negara.[5]
Namun demikian kemajuan tekhnologi tidak hanya memberikan dampak-dampak
positif pada sistem ekonomi, dampak negatif juga muncul secara bersamaan. Hal
ini juga dapat menjurus kepada pemborosan sumber daya alam, meningkatkan
kriminalitas dan timbulnya berbagai masalah akibat semakin makmurnya dan
sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau negara lain.[6]
Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap
sosial budaya masyarakat (kearifan lokal). Globalisasi telah mendorong
terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat.
Perkembangan tekhnologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring
remaja-remaja kita kearah dekandensi moral. Rusaknya mental dan akhlak remaja
kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis,materialistik dan
individualistik. Selain itu menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan
gambar-gambar vulgar yang bisa diakses secara bebas semakin menambah deretan
kerusakan remaja.[7]
Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam
masyarakat mulai terkikis. Masyarakat memiliki adat yang dikenal sebagai
ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat
ini, hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit
memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat.
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1. Persegaran dan
pergantian manusia;
2. Kebebasan terkekang;
3. Kepribadian terhimpit;
4. Obyektivitas manusia;
5. Mentalitas tekhnologi;
6. Krisis tekhnologi dan
7. Nilai etika dan moral
ditinggalkan (bergeser).
E.
Cara Meredam Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan
Lokal
Dari uraian di halaman-halaman sebelumnya, maka jelas betapa besar pengaruh
globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kearifan lokal. Olehnya
itu, yang perlu kita pikirkan adalah cara-caya yang dapat dilakukan untuk
meredam pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal:
1. Rehumanisasi
Mengembalikan martabat manusia di era globalisasi sebaiknya
disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan
nilai-nilai agama, etika, hukum, dan kebijakan lebih lambat jika dibandingkan
dengan perkembangan informasi dan tekhnologi. Olehnya itu masalah tersebut
harus segera ditangani. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh
baik lahir maupun batin, sehingga pembangunan selalu harus mengarah kepada
terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan
batinia. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia
tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak
harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
2. Kemampuan Memilih
Dengan semakin banyaknya pilihan di era globalisasi,maka akibat yang timbul
adalah kesulitan dalam memilih. Pendidikan pada umumnya diarahkan pada cara
produksi bukan pada cara konsumsi. Ini menyebabkan nilai-nilai kearifan lokal
terkikis dan berefek pada menurunnya antara yang mungkin dan yang terjadi,
bahkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk
sudah sangat susah untuk dibedakan.[8]
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan
disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh aspek
moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa
yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak dilakukan jika tidak
sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku.
3. Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah
distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu
kebudayaan baru di masa depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan
menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara
positif mauoun negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
BAB III
PENUTUP
Secara Etimologi Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama
dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan lokal dapat
dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang
mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Macam-Macam Globalisasi:
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan,
dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara
lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
1. Globalisasi Produksi
2. Globalisasi pembiayaan
3. Globalisasi tenaga kerja
4. Globalisasi jaringan
informasi
5. Globalisasi
Perdagangan
6. Globalisasi Kebudayaan
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1. Persegaran dan pergantian manusia;
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1. Persegaran dan pergantian manusia;
2. Kebebasan terkekang;
3. Kepribadian terhimpit;
4. Obyektivitas manusia;
5. Mentalitas tekhnologi;
6. Krisis tekhnologi dan
7. Nilai etika dan moral
ditinggalkan (bergeser).
Cara Meredam Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal:
1.
Rehumanisasi
2.
Kemampuan Memilih
3.
Revitalisasi
[1] Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian
Filsafat. Jurnal Filsafat, 37, hal.111
[2] Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal
bagi Komunitas Adat Terpencil
[3] Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan
Pemanfaatan dan Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1,hal.72
[4] Erhard Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman
Neoliberal. Forumprees, United kingdom hal. 60-70
[5] Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010). Wawasan ipteks. Hal.85
[6] Ibid. hal 86
[7] Ibid. hal. 87.
[8] Ibid. hal. 115-116
DAFTAR PUSTAKA
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah
Kajian Filsafat., Jurnal Filsafat
Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi
Komunitas Adat Terpencil
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan
Pemanfaatan dan Pesisir., Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1
Erhard, Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman
Neoliberal., Forumprees, United kingdom.
Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010)., Wawasan ipteks
Yanto, Subari & Arifin Zainal. (2007/2008). Filsafat Ilmu
(Pengantar Kuliah Umum Di Perguruan tinggi)., Anugerah Mandiri,
Makassar
Harley David.
(2009). Neoliberalism dan Restorasi Kelas Kapital., Resist Book,
Yogyakarta
Pandur, Servas. (2011).
Testimoni Antasari Azhar (Untuk Hukum dan Keadilan)., PT. Laras
Indra Semesta, Jakarta
Shadr, Ayatullah
Muhammad Baqir. (2013). Falsafatuna., Rausyan Fikr Institute,
Yogyakarta
Muthahhari, Murtada.
(2012). Masyarakat dan Sejarah., Rausyan Fikr Institute, Yogyakarta
Rakhmat,
Jalaluddin.(1999). Rekayasa Sosial., Remaja Yosdakarya, Devisi Buku
Umum, Bandung.
Comments