GAYA HIDUP BERBAHAYA

GAYA HIDUP BERBAHAYA

Dimas lahai dalam sebuah diskusi pernah mengatakan “Gaya hidup (life Style) dari masyarakat merupakan satu realita yang selalu menarik jika kita perhatikan. Dari zaman ke zaman gaya hidup selalu mengalami perubahan. Baik itu yang sifatnya kemajuan atau kemunduran. Yang jelas cepat atau lambat gaya hidup itu akan selalu bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman”.


Narto's Note - Gaya hidup bisa mempengaruhi masyarakat, baik dalam gaya berpakaian, gaya bicara, pola pikir, dan juga bagaimana masyarakat  menjalani kehidupan masing-masing. Pada usia remaja misalnya, gaya hidup dijadikan sebagai jembatan dalam mencari jadi diri. Akan tetapi tidak jarang dalam proses pencarian jati diri  tersebut  remaja terjerumus dalam gaya hidup yang tidak sehat.
Beberapa ahli psikolog sering mengatakan bahwa  usia remaja merupakan usia dimana manusia selalu ingin mencoba. Entah dengan alasan mengikuti perkembangan zaman “ingin dikatakan gaul” atau dengan alasan  ingin mencoba hal-hal baru. Remaja cendrung tidak memikirkan resiko yang akan terjadi jika remaja tersebut mencoba hal-hal yang baru tersebut. Misalnya Narkoba (drugs) dan seks bebas (free sex). Hal ini  menjadi ancaman yang serius buat negara mengingat remaja merupakan generasi penerus bangsa.
Narkoba saat ini semakin merajalela dikalangan remaja. Dalam kasus ini, aparat-aparat yang bertanggung jawab (dalam hal ini polisi dan Badan Narkotika Nasional) gagal  dalam mencegah meluasnya peredaran narkoba di negeri ini.  Aparat terkesan tidak mempunyai metedo atau cara-cara yang tepat dalam mencegah beredarnya narkoba. Bahkan parahnya lagi,  banyak fakta yang terkuak di masyarakat, bahwa yang menjadi ‘sutradara’ dalam peredaran narkoba adalah aparat itu sendiri.
Selain aparat yang dianggap gagal, ada faktor lain yang menjadi penyebab, sehingga peredaran narkoba yang semakin hari semakin meluas yaitu faktor lemahnya pengawasan orang tua dan juga faktor lingkungan. Remaja yang tidak diperhatikan oleh orang tua  cenderung terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak sehat.
Kurniati Zeanuddin, S.Psi,.MA dosen Psikologi UNM mengatakan bahwa ” pada umumnya anak yang dalam fase mencari kepribadian anak akan lebih cenderung mengikuti siapa yang paling sering berkemunikasi atau lebih sering bersentuhan secara langsung dengan anak tersebut. Jadi, walaupun kita tinggal di daerah yang rusak tapi control, kemunikasi dengan anak tetap terjaga maka anak tidak akan ikut ikutan dengan lingkungan dimana anak itu tinggal”.
Selain masalah peredaran narkoba yang sudah semakin susah diatasi masalah seks bebas dikalangan remaja juga mengamcam remaja penerus bangsa. Seks bebas bagaikan trend terbaru dikalangan remaja. Bagaimana tidak, survei membuktikan bahwa dari 7 wanita 6 diantaranya sudah mengenal yang namanya seks.
Faktor penyebab dari semakin maraknya seks bebas adalah semakin majunya  tekhnologi, sehingga remaja bisa dengan mudah mengakses situs-situs berbau pornografi. Salain itu pemerintah juga tidak maksimal dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, misalnya dalam memblokir situs-situs yang berbau pornografi tersebut.
Faktor lain yang menjadi penyebab semakin maraknya seks bebas adalah dengan diperjual belikannya alat kontrasepsi secara bebas. Mencari alat kontrasepsi lebih mudah dibandingkan dengan mencari buku. Alat kontrasepsi dijual bebas di apotek-apotek dan juga di mini market, bahkan dijual 24 jam. Padahal di dalam KUHP sudah jelas bahwa alat kontrasepsi dilarang untuk diperjual belikan secara bebas. Akan tetapi bukanlah suatu perkara mudah jika ingin menghentikan penjualan alat kontrasepsi di masyarakat. Prof. AA semasa hidupnya pernah mengatakan bahwa “ jika ingin memberantas peredaran alat kontrasepsi di masyarakat maka terlebih negara dahulu harus menyediakan  rumah tahanan yang luar biasa besarnya “.
Jadi, jika ingin melihat bangsa ini menjadi lebih baik ke depannya pemerintah harus bekerja ekstra dalam memberantas peredaran narkoba dan seks bebas dikalangan remaja.

“Jangan banggakan kenakalan-kenalanmu, karena  hanya akan dibenci masyarakat, tapi banggalah dengan prestasi-prestasimu maka masyarakat akan bangga kepadamu. Karena sesungguhnya semua orang itu bisa nakal tapi tidak semua orang bisa berprestasi”. 

                                                                                                           Oleh 
Andi Sunarto Ns

Comments