PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEARIFAN LOKAL

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEARIFAN LOKAL

ANDI SUNARTO


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Indonesia dengan berbagai suku bangsa mempunyai keanekaragaman kearifan lokal, kearifan tradisional, dan budaya yang di dalamnya terkandung nilai-nilai etik dan moral, serta norma-norma yang sangat mengedepankan pelestarian fungsi lingkungan. Nilai-nilai tersebut menyatu dalam kehidupan masyarakat setempat, menjadi pedoman dalam berperilaku dan berinteraksi dengan alam, memberi landasan yang kuat bagi pengelolaan lingkungan hidup, menjadikan hubungan antara manusia dengan alam menjadi lebih selaras dan harmoni sebagaimana di tunjukkan dalam pandangan manusia pada fase pertama evolusi hubungan manusia dengan alam.
Pada saat itu kondisi alam dengan berbagai unsur sumberdayanya dapat terpelihara dan terjaga keseimbangannya, sehingga alam benar-benar berfungsi mendukung kehidupan manusia atau masyarakat di sekitarnya. Kearifan lokal yang sebenarnya merupakan modal sosial tersebut, dalam perspektif pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan kiranya penting untuk digali, dikaji dan ditempatkan pada posisi strategis untuk dikembangkan, menuju pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan kearah yang lebih baik.
Melihat argumen tersebut di atas, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradab. Akan tetapi realita yang terjadi hari ini, kearifan lokal tidak mampu mengaktualkan potensi yang dimiliki  Indonesia untuk menjadi  negara yang maju, adil, makmur, bermartabat dan beradap. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor globalisasi.
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya busana, gaya bicara hingga gaya hidup. Hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televisi, akses internet yang begitu mudah baik, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
Banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya modernisasi di segala bidang kehidupan, menyebabkan karifan lokal yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat menjadi terkikis. Misalanya terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual.
Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Berpijak dari sinilah penulis tertarik untuk mempelajari, globalisasi dan kearifan lokal dan kemudian dituangkan ke dalam suatu karya dalam bentuk makalah, dengan judul “Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal”.

B.
     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas dan untuk lebih memfokuskan penulisan makalah ini, maka rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.    Apa pengertian kearifan lokal?
2.    Apa pengertian globalisasi?
3.    Macam-macam Globalisasi?
4.    Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal?
5.    Bagaimana cara meredam pengaruh negatif globalisasi?
C.     TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian kearifan lokal;
2.    Untuk mengetahui pengertian  globalisasi;
3.    Untuk mengetahui macam-macam globalisasi;
4.    Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal, dan
5.    Untuk mencari solusi pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal.
Adapun kegunaan dari penulisan ini yaitu, diharapkan dengan penelitian ini mampu memperkaya wawasan para pembaca makalah ini.

D.
     METODE PENELITIAN
Dalam proses penyusunannya makalah ini menggunakan metode study literature. Yaitu dengan melakukan proses pencarian daftar bacaan dan pengumpulan dokumen, dengan menggunakan media baca sebagai sumber data dan informasi. Metode ini dipilih karena pada hakikatnya sesuai dengan kegiatan penyusunan dan penulisan yang hendak dilakukan.
E.    SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I Pendahuluan. Dalam bagian ini kami memaparkan beberapa pokok permasalahan awal yang berhubungan erat dengan masalah utama. Pada bagian pendahuluan ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode penulisan dan sistematika penulisan makalah.
Bab II Pembahasan. . Pada bagian ini merupakan bagian yang hendak dikaji dalam proses penyusunan makalah ini. Kami berusaha untuk mendeskripsikan berbagai temuan yang berhasil ditemukan dari hasil pencarian sumber atau bahan.
Bab III Penutup. Pada bagian ini kami berusaha untuk menyimpulkan pembahasan yang telah dikemukakan dalam perumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Defenisi Kearifan Lokal
Kearifan lokal (local wisdom) dalam dekade belakangan ini sangat banyak diperbincangkan. Perbincangan tentang kearifan lokal sering dikaitkan dengan masyarakat lokal dan dengan pengertian yang bervariasi.
Secara Etimologi  Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain  maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local)  yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. 
Kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.[1]
Menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial kearifan lokal diartikan sebagai pandangan hidup dan pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.[2]
Sistem pemenuhan kebutuhan mereka pasti meliputi seluruh unsur kehidupan, agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian. Pengertian lain namun senada tentang kearifan lokal juga diungkapkan oleh Zulkarnain dan Febriamansyah berupa prinsip-prinsip dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungannya dan ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai dan norma adat. [3]
Dengan demikian kearifan lokal merupakan pandangan dan pengetahuan tradisional yang menjadi acuan dalam berperilaku dan telah dipraktikkan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan suatu masyarakat. Kearifan lokal berfungsi dan bermakna dalam masyarakat baik dalam pelestarian sumber daya alam dan manusia, pemertahanan adat dan budaya, serta bermanfaat untuk kehidupan.

B.            DEFENISI GLOBALISASI
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Salah satu ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia adalah Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam WTO (World Trade Organization).
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Sementara itu Erhard Eppler mengatakan bahwa globalisasi menyebabkan kekuasaan pemerintah terbatas. Gerakan modal global adalah kekuatan yang membatasi kekuasaan pemerintah untuk mengambil tindakan dan memaksanya untuk menganut suatu kebijakan yang tidak tercantum dalam manifesto setiap partai politik. gerakan modal global memaksa seluruh negara, tidak peduli siapa yang memerintah, untuk terlibat dalam suatu persaingan menarik penanaman modal ke dalam negari.[4]
C.           Macam-Macam Globalisasi

1.    Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
a.       Globalisasi Produksi
b.      Globalisasi pembiayaan
c.       Globalisasi tenaga kerja
d.      Globalisasi jaringan informasi
e.       Globalisasi  Perdagangan
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar dunia. Dibawah ini ada beberapa kebijakan dan keburukan  globalisasi ekonomi, diantaranya:
a.       kebijakan globalisasi ekonomi
·         Produksi global dapat ditingkatkan
·         Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
·         Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
·         Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
·          Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi
b.      keburukan globalisasi ekonomi
·         Menghambat pertumbuhan sektor industri
·         Memperburuk neraca pembayaran
·         Sektor keuangan semakin tidak stabil
·         memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

2.         Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama.
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
1.    Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
3.    Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4.    Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5.    Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
6.    Bertambah banyaknya event-event berskala global
D.           Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal
Suatu kenyataan yang sudah dinikmati manusia di era globalisasi adalah kemakmuran, kemudahan dan kenyamanan. Namun demikian era yang serba mudah dan nyaman menimbulkan pengaruh positif dan juga hal negatif yang akan mengancam dan sulit untuk dihindari. Globalisasi menyebabkan segala aspek kehidupan terpenaruhi, misalnya sistem ekonomi, budaya dan lingkungan hidup manusia.
Era globalisasi dalam hal ini perkambangan terkhnologi dan informasi memberi andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi dunia, bahkan tekhnologi juga menjadi indicator kamajuan suatu negara. Perkembangan ekonomi akan menjadi lebih cepat apabila didukung oleh faktor kamajuan tekhnologi. Tekhnologi merupakan langkah lanjut dari peranan, modal dan jasa untuk perkembangan ekonomi. Makin cangggih tekhnologi berarti makin tinggi efesiensi pertumbuhan ekonomi suatu negara.[5]
Namun demikian kemajuan tekhnologi tidak hanya memberikan dampak-dampak positif pada sistem ekonomi, dampak negatif juga muncul secara bersamaan. Hal ini juga dapat menjurus kepada pemborosan sumber daya alam, meningkatkan kriminalitas dan timbulnya berbagai masalah akibat semakin makmurnya dan sejahteranya ekonomi suatu negara, sementara di daerah atau negara lain.[6]
Selain dampak terhadap perekonomian globalisasi juga berdampak terhadap sosial budaya masyarakat (kearifan lokal). Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Perkembangan tekhnologi memiliki andil yang sangat besar dalam menggiring remaja-remaja kita kearah dekandensi moral. Rusaknya mental dan akhlak remaja kita diakibatkan oleh gaya hidup yang kapitalis,materialistik dan individualistik. Selain itu menjamurnya situs-situs internet yang menyajikan gambar-gambar vulgar yang bisa diakses secara bebas semakin menambah deretan kerusakan remaja.[7]
Hal tersebut di atas menyebabkan kearifan-kearifan yang berlaku dalam masyarakat mulai terkikis.  Masyarakat memiliki adat yang dikenal sebagai ada kedaerahan (kerifan lokal) yang merupakan symbol kebangsaan, namun saat ini, hampir tidak lagi makna yang berarti di era globalisasi. Kita sulit memberikan batasan-batasan yang jelas antara budaya lokal dan budaya barat.
Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1.    Persegaran dan pergantian manusia;
2.    Kebebasan terkekang;
3.    Kepribadian terhimpit;
4.    Obyektivitas manusia;
5.    Mentalitas tekhnologi;
6.    Krisis tekhnologi dan
7.    Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser).
E.            Cara Meredam Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal
Dari uraian di halaman-halaman sebelumnya, maka jelas betapa besar pengaruh globalisasi terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kearifan lokal. Olehnya itu, yang perlu kita pikirkan adalah cara-caya yang dapat dilakukan untuk meredam pengaruh globalisasi terhadap kearifan lokal:
1.    Rehumanisasi
Mengembalikan  martabat manusia di era globalisasi sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan adaptasi populasi yang bersangkutan. Perkembangan nilai-nilai agama, etika, hukum, dan kebijakan lebih lambat jika dibandingkan dengan perkembangan informasi dan tekhnologi. Olehnya itu masalah tersebut harus segera ditangani. Artinya lebih jauh manusia harus dipandang secara utuh baik lahir maupun batin, sehingga pembangunan selalu harus mengarah kepada terwujudnya peningkatan kesejahteraan manusia seutuhnya antara lahiriah dan batinia. Apabila ini tidak diperhatikan maka laju kehancuran peradaban manusia tidak akan dapat diimbangi oleh laju rehumanisasi oleh karena semuanya pihak harus mengambil bagian dan kontribusi positif.
2.    Kemampuan Memilih
Dengan semakin banyaknya pilihan di era globalisasi,maka akibat yang timbul adalah kesulitan dalam memilih. Pendidikan pada umumnya diarahkan pada cara produksi bukan pada cara konsumsi. Ini menyebabkan nilai-nilai kearifan lokal terkikis dan berefek pada menurunnya antara yang mungkin dan yang terjadi, bahkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk sudah sangat susah untuk dibedakan.[8]
Segala yang teknis mungkin akan dikerjakan, tidak dipertentangkan dan disaring berdasarkan nilai-nilai kamanusiaan. Artinya yang didukung oleh aspek moral keagamaan, sosial, dan aspek-aspek yang terkait seharusnya menentukan apa yang mungkin diteliti dan dikembangkan kemudian tidak dilakukan jika tidak sesuai dengan kearifan lokal yang berlaku.
3.    Revitalisasi
Perlunya upaya positif untuk mencegah distorsi biokultural yang berkelanjutan. Pembuangunan akan menuju ke suatu kebudayaan baru di masa depan, sehingga dipersiapkan persiapan-persiapan menyeluruh. Usaha-usaha revitalisasi akan banyak dipengaruhi baik secara positif mauoun negatif oleh faktor-faktor dalam maupun luar negeri.
BAB III
PENUTUP
Secara Etimologi  Kearifan Lokal terdiri dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan kearifan sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain  maka kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local)  yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. 
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Macam-Macam Globalisasi:
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
      1.      Globalisasi Produksi
      2.      Globalisasi pembiayaan
      3.      Globalisasi tenaga kerja
      4.      Globalisasi jaringan informasi
      5.      Globalisasi  Perdagangan
      6.      Globalisasi Kebudayaan
      Berikut dampak globalisasi terhadap kaarifan lokal:
1.      Persegaran dan pergantian manusia;
      2.      Kebebasan terkekang;
      3.      Kepribadian terhimpit;
      4.      Obyektivitas manusia;
      5.      Mentalitas tekhnologi;
      6.      Krisis tekhnologi dan
      7.      Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser).
Cara Meredam Pengaruh Globalisasi terhadap Kearifan Lokal:
      1.      Rehumanisasi
      2.      Kemampuan Memilih
      3.      Revitalisasi



[1] Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal Filsafat37, hal.111
[2] Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi Komunitas Adat Terpencil
[3] Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1,hal.72
[4] Erhard Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman Neoliberal. Forumprees, United kingdom hal. 60-70
[5] Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010). Wawasan ipteks. Hal.85
[6] Ibid. hal 86
[7] Ibid. hal. 87.
[8] Ibid. hal. 115-116

DAFTAR PUSTAKA
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat., Jurnal Filsafat
Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi Komunitas Adat Terpencil
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pesisir., Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1
Erhard, Eppler. (2009). Melindungi Negara dari Ancaman Neoliberal., Forumprees, United kingdom.
Tim Dosen UPT-MKU Unhas. (2009/2010)., Wawasan ipteks
Yanto, Subari & Arifin Zainal. (2007/2008). Filsafat Ilmu (Pengantar Kuliah Umum Di Perguruan tinggi).,  Anugerah Mandiri, Makassar
Harley David. (2009). Neoliberalism dan Restorasi Kelas Kapital., Resist Book, Yogyakarta
Pandur, Servas. (2011). Testimoni Antasari Azhar (Untuk Hukum dan Keadilan)., PT. Laras Indra Semesta, Jakarta
Shadr, Ayatullah Muhammad Baqir. (2013). Falsafatuna., Rausyan Fikr Institute, Yogyakarta
Muthahhari, Murtada. (2012). Masyarakat dan Sejarah., Rausyan Fikr Institute, Yogyakarta

Rakhmat, Jalaluddin.(1999). Rekayasa Sosial., Remaja Yosdakarya, Devisi Buku Umum, Bandung.

Comments

Gagalsarjana said…
ma'kessing,,,lw perlu share lg tentang kearifan lokal